Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengungkap Keindahan dan Sejarah Gunongan Aceh: Destinasi Wisata Budaya yang Terlupakan

Aceh, tanah yang penuh dengan warisan sejarah dan kekayaan budaya yang begitu mendalam. Salah satu periode gemilang dalam sejarahnya adalah pada masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda. Pada era pemerintahannya, Aceh, yang dijuluki "Serambi Mekkah," menjadi pusat kekayaan dan kemakmuran yang luar biasa. Sultan Iskandar Muda, dalam perjalanannya, menikahi Putri Kamaliah, seorang putri dari Kesultanan Pahang yang akrab dipanggil oleh masyarakat Aceh sebagai Putroe Phang.

Mengungkap Keindahan dan Sejarah Gunongan Aceh: Destinasi Wisata Budaya yang Terlupakan

Namun, dibalik gemerlap kejayaan, terdapat kisah cinta dan kerinduan Putroe Phang terhadap kampung halamannya. Untuk menghibur sang permaisuri yang merindukan suasana pegunungan di negeri asalnya, Sultan Iskandar Muda membangun Gunongan, sebuah struktur yang menyerupai bukit, tempat Putroe Phang bisa bermain bersama dayang-dayangnya. Taman Sari Gunongan, didirikan pada masa pemerintahan Iskandar Muda antara tahun 1607 hingga 1636 M. Situs bersejarah ini juga dikenal sebagai Taman Gairah, di tengahnya mengalir sungai Darul Asyiqi.

Keindahan dan Makna Sejarah Taman Sari Gunongan

Taman ini bukan hanya tempat bersenang-senang bagi permaisuri Sultan, tetapi juga menjadi saksi bisu masa lalu Aceh. Di sekitar Gunongan, terdapat Kandang yang menjadi tempat pemakaman Sultan Iskandar Thani, menantu Sultan Iskandar Muda yang memerintah pada tahun 1636-1642 M. Sultan Iskandar Thani sendiri adalah anak Sultan Phang Malaysia yang menikahi Sultanah Safiatuddin Tajul Alam (1642-1673 M).

Sebelumnya, Kandang digunakan untuk kenduri (selamatan) oleh keluarga Sultan Iskandar Muda. Kini, Gunongan dan Kandang telah menjadi destinasi wisata budaya dengan sejarah yang memukau. Terletak strategis di pusat Kota Banda Aceh, tepatnya di Desa Sukaramai, Kecamatan Baiturrahman, lokasinya dekat dengan Kerkof atau kuburan Belanda serta destinasi wisata lainnya.

Pesona Lokasi dan Keberlanjutan Warisan Budaya

Ketika mengunjungi tempat ini, pengunjung akan disuguhkan pemandangan taman yang indah, dikelilingi oleh pepohonan yang dirawat dengan baik dan berbagai macam bunga yang menambah kecantikan. Kebersihan dan keteraturan lokasi ini menjadi daya tarik tersendiri, dengan bangunan-bangunan putih yang memancarkan keanggunan. Tidak hanya itu, keberadaan Halte Bus Transkutaraja yang bersebelahan dengan taman mempermudah wisatawan untuk datang ke destinasi ini.

Sayangnya, dalam dua tahun terakhir, destinasi ini kehilangan gemerlapnya. Menurut Satuan Petugas Keamanan (Satpam) Riatno, tidak ada kunjungan wisatawan yang signifikan, berbeda dengan masa lalu yang didominasi oleh pengunjung dari Malaysia. Riatno menegaskan bahwa saat ini tidak ada biaya masuk untuk berkunjung ke situs bersejarah ini.

Gunongan Aceh, yang seharusnya menjadi peninggalan berharga yang memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah, membutuhkan dukungan lebih lanjut agar pesonanya tetap abadi. Semoga keajaiban dan keindahan Taman Sari Gunongan dapat kembali memikat hati para pengunjung, sehingga warisan budaya ini tetap hidup dan terjaga dengan baik.

Posting Komentar untuk "Mengungkap Keindahan dan Sejarah Gunongan Aceh: Destinasi Wisata Budaya yang Terlupakan"